Review Buku Novel Norwegian Woods oleh Haruki Murakami – Saya suka sekali dengan buku yang satu ini! Murakami membagi cerita didalam buku ini menjadi dua bagian. Yang pertama adalah masa lalu dan kematian, dan lainnya adalah masa depan dan kehidupan. Jalan apa yang akan anda pilih?
Kelihatannya memang pertanyaan yang sangat mudah untuk dijawab. Tapi bagaimana jika anda telah jatuh cinta dengan seseorang di masa lalu anda? Dan apa yang akan terjadi ketika anda ingin memisahkan antara orang yang anda sukai di masa lalu itu dengan hal seperti kematian? Kehidupan menjadi sangat rumit menempel pada anda. Anda adalah salah satunya titik harapan, satu satunya orang yang menghubungkannya kepada realita. Kamu mencintainya. Bagaimana anda bisa meninggalkannya? Perasaan itu terkadang berubah rubah, tapi cinta sejati itu tidak. Namun terkadang kita harus berpegang pada pendirian anda, dan melepaskan apa yang harus anda lepas, meskipun itu sulit dan akan membuat kita seakan ingin mati.
“If you only read the books everyone else is reading, you can only think what everyone else is thinking.”
Ending yang sangat bagus! Buku ini merupakan buku paling sedih yang pernah kubaca. Sangat gelap dan membuat depresi, namun setitik cahaya datang pada akhir cerita dan membuat matahari terbit dari antara awan gelap. Aku sebelumnya tidak pernah membaca buku dengan genre seperti ini sebelumnya, maksudku, aku tidak pernah tahu ada romance seperti ini sebelumnya. Dan setelah membaca buku ini, aku tidak yakin aku ingin membaca buku seperti ini lagi. Buku ini sangat membuatku hampa dan depresi. Maaf, aku hanya tidak tahu bagaimana aku menjelaskannya. Ini ibaratnya seperti aku hendak mendaki gunung di hari mendung. Ya, keindahan alamnya masih ada, tapi kamu masih harus mencarinya. Kamu bahkan tidak menyadari keindahan alam yang ada di sampingmu karena ditutupi oleh awan mendung. Semakin anda mendaki, semakin kamu lelah dan depresi. Dan pada akhirnya, ketika anda sudah berada pada puncaknya, anda akan merasa sangat kelelahan, baik secara fisik maupun mental. Tapi tiba tiba anda akan dapat melihat pemandangan di atas awan dan langit yang cerah di puncak sehingga anda merasa sangat segar dan seketika itu juga seluruh pemandangan gunung itu sangat berbeda ketika anda mendakinya. Kamu akan merasa dibaharui. Dunia anda yang tadinya suram dan abu abu, seketika berubah menjadi terang dan indah.
“The dead will always be dead, but we have to go on living.”
Kata kata ini memang lebih mudah dikatakan daripada dipraktekkan. Terkadang yang mati malah membawa banyak hal yang ada pada diri kita, sehingga kita yang masih hidup malah merasa tidak hidup lagi. Toru kehilangan sahabatnya ketika dia masih berumur 17 tahun. Dia bunuh diri. Tidak ada yang pernah tahu kenapa, tapi aku mungkin tahu beberapa motif dan siapa yang menjadi penyebabnya. Jadi sebenarnya Toru jatuh cinta kepada pacar temannya yang sudah mati, Naoko. Tetapi Naoko memiliki problema tersendiri. Mereka hanya berakhir dengan status pertemanan, karena Naoko tidak bisa begitu saja melupakan pacarnya yang telah mati. Dia dan dia yang telah meninggal adalah belahan jiwa, dan sekarang Naoko kehilangan arah di lautan ketidakpastian.
Setiap orang yang telah membaca novel Murakami ini pasti akan tahu pentingnya peran musik dalam cerita novel ini. Lirik lagu ini bahkan menjelaskan lebih banyak daripada anda melihat review dimanapun. Baca, dengar, dan rasakan lagunya.
I once had a girl
Or should I say
She once had meShe showed me her room
Isn’t it good
Norwegian woodShe asked me to stay
And she told me to sit anywhere
So I looked around
And I noticed there wasn’t a chairI sat on a rug
Biding my time
Drinking her wineWe talked until two
And then she said
“It’s time for bed”She told me she worked in the morning
And started to laugh
I told her I didn’t
And crawled off to sleep in the bathAnd when I awoke
I was alone
This bird had flownSo I lit a fire
Isn’t it good
Norwegian wood
Aku ingin menafsirkan lirik dan menjelaskannya disini. Tapi aku tidak ingin membuat anda yang belum membaca novel ini menjadi merasa diberikan spoiler. Jika anda sudah pernah membaca buku ini dan melihat tindakan apa yang diambil Naoko pada akhir cerita, apa yang dilakukannya, dan cara yang dilakukannya memang sedikit egois menurutku, tapi lirik ini menafsirkan semuanya. Perspektif adalah segalanya di dalam sebuah cerita, dan kita tidak akan pernah tahu mengenai perspektif Naoko sebenarnya.
Menurutku, Norwegian Wood adalah sebuah novel tidak pernah berakhir. Norwegian Wood adalah sebuah karya yang membuat anda masuk ke dalam jiwa karakter dalam cerita ini dan akan tetap hidup sebagai dirinya. Menjelang akhir cerita, semuanya sangat suram dan membuat putus asa. Tapi bukankah itu juga bagian dari hidup manusia? Seberapa sering kita benar benar menyelesaikan sesuatu dan merasa puas dengan keadaan setelahnya? Jarang. Norwegian Wood adalah novel yang berbahaya jika anda sedang merasa putus asa. Tapi pertanyaannya adalah, apakah aku menikmati novel ini dan akan merekomendasikannya?
Aku akan merekomendasikan novel ini kepada siapapun juga, tapi aku tidak bisa bilang bahwa aku menyukainya juga. Hanya ada sedikit hal yang dapat kucintai di buku ini, dan sedikit pula hal yang dapat kubenci pada buku ini. Apa yang murakami ingin sampaikan mungkin adalah arti dari kekosongan yang diderita oleh beberapa remaja yang mengalami dilema patah hati dimana hal ini biasanya akan berakhir dengan menyedihkan. Oh ya, jangan lupa coba juga film yang diadaptasi dari novel ini ya!
-
Admin Rate:
No Comments