Review Buku Novel The Paper Magician

Review Buku Novel The Paper Magician – Aku sangat menikmati buku ini. Daya magis yang ada dalam buku ini sangat unik, dimana penyihirnya memiliki kekuatan untuk mengendalikan objek seperti kertas, gelas, besi, dan lain sebagainya. Contohnya si protagonis, Ceony, yang dapat membuat burung dari kertas dan dapat bergerak, seakan akan burung tersebut hidup! Dia juga dapat menggunakan kekuatannya untuk memantau adanya bahaya ataupun mencari seseorang. Sulap yang sangat unik!

Aku tidak tahu harus menyebutnya apa, sihir atau sulap. Yang pastinya, Ceony, dilatih untuk mempelajari sihir yang tidak diinginkan orang-orang pada umumnya, yaitu sihir kertas. Ceony yang merasa tidak bisa memilih medium sihirnya, merasa kesal. Cerita mulai seru ketika Ceony bertemu dengan Mg Thane, yaitu ketika Ceony diserang oleh penyihir jahat.

Buku ini merupakan buku pertama dari sekuel magician, dan setelah membaca buku pertama ini, aku sangat antusias menantikan buku selanjutnya. Terlebih lagi, buku ini menggunakan bahasa yang sederhana, cocok sekali untuk anak anak sekalipun, dan aku sangat menikmati jalannya cerita. Aku suka ketika Ceony pada awal cerita begitu bandel dan keras kepala. Dia juga melihat lihat barang Mg Thane, namun dia mulai tumbuh dewasa seiring cerita dan aku pun menyadari bahwa tidak semua hal selalu yang kuperkirakan. Aku mengira bahwa Ceony akan menjadi karakter yang keras kepala hingga akhir cerita, namun aku salut dengan kedewasaannya. Rasanya senang sekali melihat Ceony kecil tumbuh dewasa di sepanjang buku ini. Dia yang awalnya keras kepala, sering mendapati dirinya berada dalam situasi yang buruk. Namun kecerdasannya dan akalnya yang pintar, Ceony berhasil menghadapi segala persoalan.

Karakter favoritku yang lain adalah Mg Thane, entahlah, aku suka saja pada karakteristiknya. Dunia dan alur cerita dalam buku ini juga dibangun dengan sangat kokoh, saling menopang satu sama lain. Dan yang paling utama adalah bagaimana pesulap pesulap ini menggunakan media seperti kertas, karet, plastik, logam, hingga kaca sekalipun, menerbangkannya dan lain sebagainya.

Hal yang paling kusukai dalam buku ini adalah tidak adanya insta love! Kamu tahu, langsung ketemu langsung jatuh cinta. Ini bukanlah drama cinta, untunglah novel ini mengerti dan tidak memasukkan hal murahan seperti itu.

Namun demikian, aku harus mengakui bahwa aku merasa bosan dengan bacaan ini sampai pertengahan buku. Namun menjelang akhir, aku begitu semangat membaca ceritanya, dan kuhabiskan dalam beberapa jam sekali baca.

Buku ini tidaklah sempurna, tidak ada juga buku yang sempurna, dan yang tidak kusukai dalam buku ini adalah mengenai hubungan asrama Mg Thane dengan Ceony, dimana Mg thane berusia 31 tahun sebagai gurunya, dan Ceony berusia 19 tahun, membuatku sedikit ‘meh’ melihatnya. Entahlah bagaimana menurut anda, tapi aku kurang suka saja kalau usia terpaut jauh.

Harus kuakui juga bahwa alur cerita pada pertengahan akhir buku ini terasa sangat terburu buru. Aku ingin melihat lebih banyak mengenai Lira dan Mg Thane, namun aku merasa seperti penulis tidak ingin mengungkitnya.

Secara keseluruhan, buku ini sangat bagus dan mengusung cerita mistis yang unik. Aku akan merekomendasikan buku ini kepada siapapun yang menyukai cerita fantasi dan buku cerita yang ringan.

P.S: Glass Magician & Master Magician, here I come ♥

Previous Post Next Post

You Might Also Like

No Comments

Leave a Reply