Review Buku Novel Sophismata oleh Alanda Kariza – Sigi adalah seorang staff administrasi yang bernama Johar Sancoyo. Johar merupakan seorang anggota DPR yang pada masa mudanya dahulu adalah seorang aktivis reformasi yang banyak diidolakan oleh masyarakat ramai – termasuk sigi yang juga mengidolakannya. Impian Sigi sejak dulu ialah turut terlibat lebih jauh ke dalam aktivitas yang bersangkutan dengan kebijakan publik atau yang sering kita sebut dengan politik. Dan satu satunya cara agar Sigi dapat berkecimpung di dunia politik adalah dengan cara bekerja keras dan dipromosikan menjadi seorang tenaga ahli. Namun sayangnya, setelah 3 tahun bekerja dengan tekun, yang diharapkan Sigi malah tidak kunjung terjadi. Seolah-olah status Sigi di sana adalah sebagai seorang perempuan yang akan berakhir menjadi seorang staff sampai akhir hidupnya, meski Sigi pada dasarnya memang pendidikannya tidak mencapai S2, namun dirinya sangat diremehkan dan dianggap tidak akan mampu dan tidak cocok untuk menjadi seorang tenaga ahli.
Di saat harapan Sigi mulai pupus, dia dipertemukan kembali dengan seniornya sewaktu masa masa sekolah dulu, yang bernama Timur. Timur secara kebetulan juga sedang berkecimpung dalam dunia politik. Timur yang sebelumnya pernah bekerja juga sebagai seorang pengacara, kini memfokuskan dirinya untuk membuat partai politik yang diusungnya untuk maju. Pertemuan di antara Sigi dan Timur terus terjadi dan hubungan keduanya pun semakin dekat. Di satu sisi, Sigi malah memberikan dukungan serta masukan dan nasihat kepada Timur, dan sebaliknya Timur juga menjadi teman bicara Sigi, baik itu dari sisi pekerjaan sampai kehidupan pribadi. Dari sana, Sigi mulai memberikan pandangannya terhadap dunia politik yang tadinya buruk menjadi sedikit berubah dikarenakan hubungannya dengan Timur.
Jujur saja, salah satu utama alasan aku membeli buku ini karena rekomendasi teman, namun aku sangat menyukai cara penulisannya yang ringan dan mudah dibaca, dan otomatis aku langsung jatuh cinta kepada penulisnya, Alanda Kariza. Dan alasan keduanya adalah karena buku ini memiliki tema cerita yang cukup unik, yaitu romance yang dilatarbelakangi oleh dunia politik. Memang harus kuakui bahwa aku ini bukan seseorang yang suka dengan politik, dan membuatku muak setiap kali mendengar kata politik (mungkin salah satu alasan aku membenci politik adalah karena aku sudah bosan melihat aksi politik di tanah air kita sendiri).
Namun, untuk ukuran sebuah novel yang mengusung sebuah tema politik, aku malah dapat memprediksi alur ceritanya dan ceritanya juga cukup sederhana, entahlah, apakah mungkin karena sebelum membaca buku ini, aku baru menyelesaikan cerita buku yang lebih kompleks (The Love that Split the World, mungkin?) atau bisa juga karena aku mengharapkan konflik politik yang lebih rumit dan lebih twist dari buku ini?
Selain dari segi politiknya, aku juga kurang begitu puas dengan bagian romancenya. Entah bagaimana, romance seperti ini bisa juga aku kategorikan ke dalam instalove. Dimana dari yang kubaca dan kurasakan, cerita dan alur dalam novel ini terasa agak dipaksakan dan tidak ada keharmonisan yang pas di antara keduanya. Atau menurutku malah mungkin terlalu banyak unsur politik di dalamnya sehingga hubungan mereka malah tidak ada romantis romantisnya. Secara keseluruhan, aku jadi merasa bahwa kedua hal itu, baik politik maupun romance didalamnya malah terasa sangat tanggung dan setengah setengah.
Hus, namun diantara semua hal hal yang tidak memuaskan di atas, aku merasa sangat beruntung karena sudah membaca buku ini. Aku jadi bisa belajar banyak mengenai dunia politik ketika membaca buku ini. Didalam buku ini, jelas membuatku sadar bahwa keberadaan wanita masih dianggap sebelah mata. Di samping itu, aku sangat menyukai karakter seorang Sigi yang bermental kuat, dan bersikukuh dalam meraih impian yang selalu dicita citakannya. Terlepas dari pendidikan Sigi yang tidak mencapai S2, dia berusaha dan belajar sendiri untuk bisa mendapatkan kapabilitas yang setidaknya sebanding dengan rekan rekan kerjanya yang berstatuskan S2. Dan kegigihan Sigi dari segi itulah yang membuatku salut dengan karakternya.
Overall, buku ini cukup bagus dan sangat kurekomendasikan untuk anda yang mencari buku dan genre genre yang belum pernah anda coba sebelumnya. Novel dengan judul Sophismata yang ringan ini sangat cocok untuk anda selepas membaca buku yang berat sebelumnya. Jadi kesimpulannya, aku merasa bahwa ketidaktertarikanku pada dunia politik ini mempengaruhi bahwa aku sangat menikmati buku ini. Aku jadi bisa belajar hal baru dan hal ini juga tidak menutup kemungkinan bagiku untuk membaca buku dengan genre yang tidak pernah kubaca sebelumnya. Namun, tidak dipungkiri lagi untuk orang orang yang paham akan dunia politik akan lebih bisa menikmati buku ini daripada aku.
-
Admin Rate:
No Comments