Review Buku Novel The Love that Split the World oleh Emily Henry – Jujur saja, buku ini sangat aneh dan sulit dimengerti, dan otomatis saya tidak menikmati buku novel berjudul “The Love that Split The World” yang satu ini. Tapi saya yakin semua buku itu bagus tergantung pembacanya. Saya tidak akan berkata hal hal yang buruk tentang buku ini, karena pendapat orang orang pada umumnya akan berbeda, namun pendapatku mengenai buku ini adalah kurang bagus.
Setting di dalam cerita didalam buku ini berada pada kota kecil, dan banyaknya quotes mengenai cinta pertamanya membuatku berfikir bahwa buku ini sangat dramatis, dan saya suka dengan quotes quotes yang manis. Hal lainnya yang saya sukai mengenai buku ini adalah karakter di dalam buku ini yang merupakan seorang warga negara Amerika Latin dan budayanya yang sangat ditonjolkan (mungkin tidak). Karakter utama didalam buku ini merupakan seseorang yang diadopsi dan sedang dalam misi untuk mencari jati diri dan masalalunya. Banyak sekali dongeng yang muncul di dalam buku ini. Dongeng nya sangat manis, namun dongeng yang intensitasnya sangat banyak ini sangat membuat buku ini keluar dari jalurnya sendiri. Cerita itu seharusnya berisikan petunjuk mengenai plot dalam buku, namun banyaknya dongeng dan cerita cerita yang tak berhubungan, membuat buku ini sukar di mengerti. Setiap kali dongeng dongengnya muncul di dalam cerita, suara suara tidak menyenangkan muncul di kepalaku yang menandakan bahwa plot cerita sudah berhenti sementara.
Hal lainnya yang tidak kusukai serta menghentikan plot adalah seringnya ada acara sampah. 50% dari buku ini adalah anak anak remaja berpesta, minum minum, berkencan, dan kebingungan remaja. Sedangkan 50% lainnya dari buku ini berisikan karakter yang agak dewasa yang agak sedih. Masalahnya didalam buku ini adalah keterlambatan serta tersendatnya plot cerita. Ketika karakter utama dalam buku ini sedang berusaha mencari tahu apa yang terjadi terhadap Natalie, dia malah terbang menjelajahi waktu, dan hal ini juga menjadi salah satu penyebab tidak menariknya buku ini bagiku.
Baca juga: Review Buku The Sun is Also a Star oleh Nicola Yoon
Sebenarnya buku ini menurutku bagus (di berbagai aspek), namun karena adanya dongeng yang banyak di pertengahan jalan cerita, maka buku ini kurang kuminati. Begini, jika anda membeli buku ini karena ingin membaca tentang cerita menjelajah waktu, maka baca chapter pertama dan loncat ke chapter 31.
Buku ini berjalan dengan sangat lambat dan berisikan tentang perjalanan waktu dengan seseorang yang dicintainya yang terjebak dan muncul dari waktu ke waktu sebagai bumbu pelengkap sebelum karakter utama nya pingsan dengan cepat pula.
Saya benci mengatakan ini, namun pengalaman saya ketika membaca buku ini ibaratnya seperti saya sedang naik mobil dan duduk di bangku penumpang dan hendak pergi ke pantai. Dan ketika dalam perjalanan, saya mulai sadar bahwa kita malah salah arah pergi ke sana dan malah pergi ke tempat dan daerah yang salah pula. Lalu ketika dari kejauhan saya mulai melihat laut, saya pun mungkin berkata “Hey, itu pantainya.” Namun sedetik kemudian kami malah berakhir ke daerah pegunungan tanpa busana dan tidak punya sedikitpun ide mengenai apa yang telah terjadi dan apa yang membawa ktia kesana.
Overall, buku ini manis untuk dibaca, namun sangat banyaknya perjalanan waktu, membuatku sangat gerah dan aku tidak punya waktu yang banyak untuk membaca perjalanan waktu seseorang. Namun hal yang kusukai dalam buku ini adalah penjelasan karakter yang jelas (maksud saya, SANGAT JELAS) mengenai detail karakter itu sendiri beserta kehidupannya. Lucunya, buku ini juga berisikan sejarah unik mengenai perabotan perabotan mereka (tidak, aku tidak sedang bercanda, jika anda memiliki buku ini, buka halaman 282). Dan yay! Sekian dahulu mengenai review buku novel the love that split the world yang menurutku kurang bagus ini. (Mungkin suatu hari aku akan membaca ulang buku ini dari awal).
-
Admin Rate:
No Comments