Review Buku Novel Book Girl and the Suicidal Mime oleh Mizuki Nomura – Awalnya ketika saya membeli buku ini (aku membelinya dalam bentuk e-book), saya mengira bahwa light novel ini adalah novel dengan genre komedi, namun ternyata saya salah. Novel ini penuh dengan misteri! (meskipun dengan opening cerita yang sedikit gelap dan suram). Namun ternyata cerita yang diberikan oleh novel ini ternyata melebihi ekspektasiku. Aku sama sekali tidak bisa berhenti membaca novel ini, dan aku langsung menghabiskan novel ini dalam 1 kali baca. Aku benar benar seperti terhipnotis ketika membaca buku novel ini! Aku bahkan sampai telat makan malam dan bahkan menahan pipis untuk membaca buku ini.
Buku ini memiliki sedikit genre misteri, dan itulah yang membuat buku ini menjadi sangat bagus dan menarik untuk dibaca. Cerita dan plot dalam buku ini diadaptasi dari cerita novel, No Longer Human, oleh Osamu Dazai, mungkin anda pernah membaca nama Osamu Dazai jika anda menonton anime Bungo Stray Dogs.
Sudut pandang dalam buku cerita ini diambil dari seorang siswa laki laki bernama Konoha, yang meceritakan pertualangannya bersama kakak kelasnya yang bernama Amano Touko. Amano Touko sendiri adalah seorang gadis unik yang hanya dapat makan buku dan jurnal sebagai makanan sehari harinya. Dia tidak dapat makan makanan seperti yang kita makan layaknya manusia. Jika orang orang melihat Touko makan kertas, maka dia mungkin akan dianggap sebagai goblin. Begitulah yang disebut Konoha Inoue kepada kakak kelasnya, yang juga seorang pendiri/president klub literatur di sekolah tersebut.
Sedangkan Konoha adalah seorang murid laki laki biasa, yang agak suram dengan kepribadian palsu, maksudnya dia selalu memasang senyum palsu. Dia adalah orang yang introvert dan memiliki masa lalu yang suram bersama seseorang perempuan semenjak kecilnya.
Pertemuan Touko dan Konoha dimulai ketika Konoha memergoki Amano memakan buku. Touko yang menyadari hal itu dan bahwa rahasia yang selalu disimpannya itu terkuak oleh adik kelasnya, memaksa Konoha untuk masuk ke dalam klub literatur miliknya. Cerita dalam buku ini bermula ketika Takeda yang merupakan adik kelas mereka mengunjungi klub literatur. Takeda berencana untuk meminta klub literatur untuk membantunya membuat surat cinta untuk orang yang dicintainya, dan Konoha yang terjebak di klub literatur tidak punya pilihan selain membantu Takeda menulis surat cinta.
Permasalahan sesungguhnya mulai datang ketika Konoha secara tidak sengaja melihat Takeda sedang menangis, dan kemudian Touko dan Konoha yang kemudian menyadari bahwa “seseorang” yang seharusnya merupakan incaran Takeda sesungguhnya tidak eksis sama sekali (atau pernah eksis). Jadi kepada siapa Takeda mengirimkan surat cinta tersebut? Duh, pokoknya seru bingit!
Buku ini mungkin sangat berbeda dengan genre yang pernah anda baca sebelumnya, dan meskipun aku sebelumnya tidak pernah membaca light novel, aku sangat menikmati light novel karya Mizuki Nomura yang satu ini. Seperti namanya light novel, buku ini sangat ringan untuk dibaca, dan tentunya bahasa yang dipergunakan sangat ringan dan menarik sehingga aku bisa langsung membacanya habis dalam waktu setengah hari! Anda juga harus mencobanya! Sumpah! Buku ini seru!
Buku ini merupakan buku pertama dari 8 seri buku Book Girl:
- Review Buku Novel Book Girl and the Suicidal Mime
- Review Buku Novel Book Girl and the Famished Spirit
- Review Buku Novel Book Girl and the Captive Fool
- Review Buku Novel Book Girl and the Corrupted Angel
- Review Buku Novel Book Girl and the Wayfarer’s Lamentation
- Review Buku Novel Book Girl and the Undine Who Bore a Moonflower
- Review Buku Novel Book Girl and the Scribe Who Faced God – 1
- Review Buku Novel Book Girl and the Scribe Who Faced God – 2
-
Admin Rating:
Summary
For Tohko Amano, a third-year high school student and self-styled “book girl,” being the head of the literary club is more than just an extracurricular activity. It’s her bread and butter…literally! Tohko is actually a literature-gobbling demon, who can be found at all hours of the day munching on torn out pages from all kinds of books. But for Tohko, the real delicacies are hand-written stories. To satisfy her gourmet tastes, she’s employed (rather, browbeaten) one Konoha Inoue, who scribbles away each day after school to satisfy Tohko’s appetite. But when another student comes knocking on the literary club door for advice on writing love letters, will Tohko discover a new kind of delicacy?
No Comments